Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mencap Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai Hitler kedua. Dalam wawancaranya dengan Scott Pelley di CBS News, Zelensky mengatakan Rusia kemungkinan akan menginvasi negara Baltik jika Ukraina kalah, seperti apa yang dilakukan Adolf Hitler terhadap Polandia. "Jika Ukraina jatuh, Putin pasti akan melangkah lebih jauh," kata Zelensky, Minggu (17/9/2023).
"Kami sekarat dalam perang ini. Begini.. jika Ukraina jatuh, apa yang terjadi sepuluh tahun lagi? Pikirkan saja. Jika (Rusia) mencapai Polandia, apa selanjutnya? Perang Dunia Ketiga?" lanjutnya. Selain itu, ia berterima kasih kepada Amerika Serikat (AS) yang telah menyumbang 70 miliar dolar untuk mendukung Ukraina berperang melawan Rusia. Scott Pelley bertanya, apa yang Ukraina butuhkan jika Rusia juga menginvasi Polandia.
"Apa yang diperlukan? 70 miliar dolar lagi?" tanya Scott Pelley. Siaran Gratis TV RCTI! Jadwal Timnas Indonesia vs Jepang Piala Asia 2023 Jam 18.30 WIB, Garuda Bisa Halaman 3 Larang Buka Gembok Kamar, Diam diam Pria di Blitar Simpan Jasad Istri: Berdalih Ada Pusaka Sakti!
Zelensky: Putin adalah Hitler Kedua, Rusia akan Invasi Baltik jika Ukraina Kalah Warga Sudah Duga Fitriani Sosok Kerangka Dicor, Curiga karena Ini, Kapolsek Tak Tega Beri Tahu Ayah Halaman 3 TAMPANG SH, Tersangka Pembunuhan Istri di Blitar, Cor Jasad Korban di Lantai Kamar pada Oktober 2021
Inilah Sosok Istri Baru Mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Pamer Keakraban dengan Anak Halaman 4 "Saya tidak punya jawaban. Seluruh dunia (harus) memutuskan apakah kita ingin menghentikan Putin atau apakah kita ingin memulai perang dunia," jawab Zelensky. Menurutnya, masyarakat Rusia sendiri yang memilih Putin, yang berkali kali memenangkan pemilu di Rusia.
"Kita tidak bisa mengubah Putin. Masyarakat Rusia telah kehilangan rasa hormat dari dunia. Mereka memilihnya dan memilihnya kembali, mengangkat Hitler kedua. Mereka melakukan ini. Kita tidak bisa kembali ke masa lalu tapi kita bisa menghentikannya di sini," kata Zelensky. Zelensky memperingatkan dunia, Ukraina menghadapi konsekuensi yang buruk untuk menghentikan Putin. "Ukraina menghentikan kemajuan Rusia namun dengan konsekuensi yang sangat buruk. Kota kota yang hancur, jutaan pengungsi, ribuan orang tewas. Semuanya demi keangkuhan pembangunan bangsa yang diusung Vladimir Putin," kata Zelensky, dikutip dari The Hill .
Presiden Ukraina itu mengakui pasukannya sulit menembus pertahanan Rusia meski telah menggunakan tank dari Barat. "Wilayah merah adalah 20 persen wilayah Ukraina yang masih diduduki Rusia. Di sinilah tank tank sumbangan Barat seharusnya mampu membelah kekuatan Rusia menjadi dua. Namun parit, ladang ranjau, dan artileri menghentikan gerak maju kendaraan lapis baja," kata Zelensky. Zelensky menggambarkan situasi di garis depan cukup sulit bagi Ukraina, namun mereka terus bergerak maju setiap hari.
Ia mengatakan, pasukannya tidak perlu khawatir soal cuaca menjelang musim dingin sekitar enam minggu ke depan. Presiden Ukraina itu lebih fokus pada pembebasan 20 persen wilayah Ukraina yang masih diduduki Rusia. "Kita tidak bisa kehilangan waktu. Lupakan tentang cuaca, dan sejenisnya. Di tempat tempat yang tidak bisa kita lalui dengan kendaraan lapis baja, ayo terbang. Jika kita tidak bisa terbang, ayo kirim drone. Kita tidak boleh memberikan waktu istirahat kepada Putin," kata Zelensky.
"Jika front tidak bergerak, drone Ukraina akan menyerang Rusia, menghantam Kremlin, pesawat tempur, dan gedung gedung tinggi Moskow. Secara resmi, Ukraina tidak mengakui serangan tersebut," lanjutnya. Scot Pelley lalu bertanya, apakah serangan drone di wilayah Rusia adalah perintah Zelensky. "Tidak. Anda tahu, kami tidak menembak di wilayah Rusia," katanya.
Menurut Zelensky, drone yang jatuh di wilayah Rusia adalah tanda pertahanan Rusia tidak sebaik yang mereka pikirkan. Ia bersumpah Ukraina akan membalas segala tindakan Rusia terhadap negaranya.