Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan barang pada bulan Juli 2023 menunjukkan surplus sebesar 1,31 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Plt Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, surplus neraca perdagangan pada periode ini ditopang oleh komoditas non migas yaitu batu bara hingga crude palm oil (CPO). "Surplus neraca perdagangan pada bulan Juli 2023 ini lebih ditopang oleh surplus pada komoditas non migas yaitu sebesar 3,22 miliar dolar AS," ujar Amalia dalam rilis BPS, Selasa (15/8/2023).
"Komoditas penyumbang surplus utama adalah bahan bakar mineral terutama batubara, juga lemak dan minyak hewan nabati terutama CPO serta barang besi dan baja," imbuhnya. Amalia bilang, kinerja pencapaian neraca perdagangan itu mencatatkan surplus selama 39 bulan berturut turut sejak Mei 2020 silam. Meski begitu, kata Amalia, surplus neraca perdagangan pada Juli 2023 ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun lalu.
Pemain Baru Persib Bandung Sudah Mendarat dan Tunggu Diresmikan, Eks Juventus Sudah Punya Penggemar Contoh Soal UTS, PTS PJOK Kelas 8 SMP Semester 1 K13 dan Kunci Jawaban Laga Dewa United versus Persib Bandung Rusuh, Bojan Hodak: Suporter Indonesia Fantastis
IDF Alami Masalah Besar Saat Gencatan Senjata: Prajurit Israel Berkurang, Suporter Hamas Bertambah Halaman 3 "Pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit sebesar 1,91 miliar dolar AS, di mana komoditas penyumbang defisit adalah minyak mentah dan hasil minyak," jelasnya. Adapun defisit neraca perdagangan migas bulan Juli 2023 ini lebih besar daripada bulan lalu. Namun lebih rendah dibandingkan bulan yang sama pada 2022.
"Secara kumulatif hingga Juli 2023 total surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai 21,24 miliar dolar AS atau lebih rendah sekitar 7,88 miliar dolar AS dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya," tuturnya.