GayaBisnis.com

Berita Terbaru Bisnis, Ekonomi, Investasi Indonesia

Internasional

Kisah Wanita Alergi Air, Idap Aquagenic Urticaria sejak Umur 8 Tahun, Merasa Hidup Sangat Terisolasi

Kisah seorang wanita yang mengidap alergi air menjadi perbincangan di jagad maya. Wanita muda asal Fresno, California membagikan kisah hidupnya yang tidak banyak dialami orang lain. Tessa Hansen Smith mengaku menderita penyakit yang tidak terlihat.

Ia berharap ada orang terbantu setelah ia membagikan cerita hidupnya. Mungkin sebagian orang tidak akan percaya dengan apa yang Tessa katakan. Tessa mengidap penyakit Aquagenic Urticaria yang langka, artinya dia alergi terhadap air.

Wanita ini sudah alergi air sejak berusia sekitar 8 tahun. Semakin lama, penyakit ini kian memburuk. Siasat Licik SH Sembunyikan Jasad Fitriani, Minta Kamar Agar Tak Dibuka dengan Alasan Tempat Pusaka Halaman 4

Keluarga Rinoa Aurora Maafkan Leon Dozan Tapi Proses Hukum Terus Berlanjut Kondisi Gadis Alergi Air Sejak Usia 8, Tenggorokan Bak Terbakar, Ibu Merasa Bersalah Ngira Biduran TRAUMA Wanita Telinganya Kemasukan Laba laba Hidup, Merasa Sangat Malu: Ini Menjijikkan!

LENGKAP! Transfer Persib Bandung: 3 Sosok Pemain Asing Baru, Pemain Dewa United Ditukar Robi Darwis Halaman 4 Caren Delano Maafkan Kelakuan Sang Sopir, Namun Proses Hukum Terus Berlanjut IDF Alami Masalah Besar Saat Gencatan Senjata: Prajurit Israel Berkurang, Suporter Hamas Bertambah Halaman 3

Di akun Instagram, dia memberi tahu pengikutnya bahwa ketika berusia delapan tahun, mandi atau berenang menyebabkan ruam yang parah. Meski demikian, saat kecil, Tessa juga ikut bermain, berenang, mandi dan minum banyak air seperti anak anak lainnya. Gejala misterius kerap muncul ketika ia beraktivitas di air.

"Saya keluar dari kamar mandi dan mendapat bekas luka besar di kulit saya, dan kulit kepala saya berdarah setelah mandi," kata Tessa. Ia kemudian menghindari menggunakan sampo, kondisioner, dan sabun mandi. Parahnya, air minum pun juga harus Tessa hindari.

Jika meminumnya, dia bisa merasakan sensasi terbakar di tenggorokan dan tubuhnya. Ia kebanyakan minum susu karena kandungan airnya diimbangi oleh protein, lemak, dan gula. Saat ini dia juga alergi terhadap air mata dan keringatnya sendiri.

"Di musim panas, ketika orang orang pergi ke pantai dan berusaha menghindari panas sebaik mungkin, dan itu adalah hal hal yang tidak dapat saya ikuti dan tidak dapat saya nikmati, jadi ini bisa menjadi benar benar terisolasi," kata Tessa. Tessa menghabiskan 12 hari di Community Regional Medical Center setelah mengalami dehidrasi hingga ia menderita kolitis iskemik, yaitu penyumbatan aliran darah ke usus besar, yang mengakibatkan penyakit serius. Dia masih dalam masa pemulihan dengan terapi fisik, dikutip dari ABC7.

Awalnya, dokternya mulai meresepkan sabun obat dan meyakini bahwa masalah Tessa berasal dari suatu bahan kimia. Dokter spesialis banyak melakukan pengujian atas kasus Tessa. Butuh waktu dua tahun bagi mereka untuk mengetahui bahwa gadis itu sebenarnya menderita urtikaria akuatik.

Hingga akhirnya, dokter terdekatnya, yakni sang ibu menemukan pengobatan yang cukup tepat. Meski demikian, sebagai seorang ibu, Dr Karen Hansen Smith merasa bersalah karena tidak mengetahui bahwa anaknya menderita alergi air. Sebagai seorang dokter pengobatan keluarga, ibu Tessa telah mengobati berbagai penyakit.

Namun melihat putrinya sendiri menderita adalah hal yang sangat berat. "Sungguh memilukan. Putri saya masih berusia 25 tahun. Dia tidak menjalani kehidupan yang dia inginkan," kata Karen. Perjalanan hidup Tessa telah menjadi viral di media sosial.

Dia menggunakan halaman Instagram nya Living Waterless untuk terkoneksi dengan orang orang yang memiliki kondisi langka dan menawarkan dukungan. "Dapat bertemu begitu banyak orang dan berbicara dengan begitu banyak orang dari berbagai lapisan masyarakat benar benar memberi saya banyak kegembiraan dan memberi saya perasaan memiliki tujuan dengan kondisi ini," kata Tessa. Tessa memiliki seorang kakak perempuan yang tidak memiliki alergi air.

Diperkirakan hanya 100 hingga 250 orang yang mengidap Aquagenic Urticaria di seluruh dunia. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Tessa dan orang tuanya menemui dokter di daerah tersebut untuk mencari pengobatan alergi lanjutan.

Untuk saat ini, ia mengonsumsi antihistamin untuk meringankan ruam, gatal gatal, dan gatal gatal akibat kontak dengan air. Dalam akun Instagramnya, remaja putri tersebut menjelaskan bahwa kondisinya merupakan alergi dan bukan kelainan autoimun. Dilansir dari Playgroundweb , orang yang menderita Aquagenic Urticaria mengalami alergi, gatal gatal pada tubuh jika orang yang mengidapnya terkena cairan.

Urtikaria aquagenik adalah suatu kondisi langka yang asal usulnya masih belum diketahui. Sedikit data yang dikumpulkan mengenai penyakit ini. Biasanya keadaan ini lebih sering dialami wanita.

Gejala kondisi Aquagenic Urticaria mulai terlihat antara usia pra dan remaja. Karena sedikitnya informasi yang tersedia mengenai Aquagenic Urticaria, hanya ada sedikit data mengenai kemanjuran pengobatan individu. Namun, ada juga yang berhasil sembuh dari Aquagenic Urticaria.

Biasanya obat yang diresepkan untuk pasien dengan kondisi ini adalah Antihidtamin H1, Propranolol, dan perawatan sinar ultraviolet (fototerapi).

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *