Berikut ini fakta fakta meninggalnya peneliti dan pakar politik, Mochtar Pabottingi. Mochtar Pabottingi meninggal dunia di usia 77 tahun setelah menderita sakit. Berikut fakta fakta meninggalnya Mochtar Pabottingi:
Mochtar Pabottingi meninggal dunia pada Minggu (4/6/2023) dini hari. Tepatnya sekitar pukul 00.30 WIB. "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Telah berpulang ke hadirat Ilahi, Bapak Dr. Mochtar Pabottingi. Hari Minggu dini hari (4 Juni 2023), jam 12.30 (00.30)."
"Semoga almarhum kembali dengan khusnul khatimah dan bisa beristirahat dengan damai Semoga pula segenap keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," bunyi pesan duka yang diterima redaksi, Minggu pagi. Akhirnya Terungkap Posisi Tidur Arthur O Usro Saat di Ranjang dengan 6 Istri, Rumah Tangganya Viral! Halaman all 30 Latihan Soal Ulangan Seni Rupa Kelas 5 SD Semester 1 Kurikulum Merdeka, Lengkap Kunci Jawaban
Uang Koin Rp1000 Dijual Puluhan Juta Diungkap Bank Indonesia Terbuat dari Albronze Bikin Irit Motor Motorplus Soal & Kunci Jawaban Kisi Kisi Ulangan Mata Pelajaran Seni Musik Kelas 8 SMP/MTs Kurikulum Merdeka Motor Dimodifikasi Maling, Korban Pencurian di Malang Berterima Kasih
Inilah Sosok Istri Baru Mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Pamer Keakraban dengan Anak Halaman 4 Mochtar Pabottingi meninggal setelah menjalani perawatan di RSPAD Gatot Soebroto. Sebelumnya, Mochtar juga sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit EMC, Pulo Mas, Jakarta Timur.
Sebelum meninggal dunia, Mochtar Pabottingi menderita sakit sejak Lebaran 2023 lalu. Dikutip dari , Nahdia Julihar, mengatakan Mochtar terkena serangan jantung pada Sabtu pagi, 22 April 2023, atau bertepatan dengan Idul Fitri 1444 H. Nahdia menyatakan bahwa Mochtar langsung mengalami koma saat itu.
Mochtar pun harus menjalani operasi pembuatan lubang pada dinding anterior trakea untuk mengatasi sumbatan jalan napas atau traceostomy. Hal senada diungkap sejumlah kawan Mochtar yang mengabarkan Mochtar kritis sejak Lebaran lalu. Mohon doa terbaik untuk guru kita, Pak Mochtar Pabottingi, yang berada dalam kondisi kritis sejak lebaran lalu ," tulis akun Amin Mudzakkir di beranda akun facebook Mochtar pada 8 Mei lalu.
Informasi yang dihimpun, jenazah Mochtar Pabottingi di bawa ke rumah duka di Pulogadung, Jakarta Timur. Informasi itu diterima Kepala Biro Komunikasi Publik, Umum, dan Kesekretariatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Driszal Fryantoni dari sahabat Mochtar yang juga mantan Kepala Badan Pengarah Ideologi Pancasila (BPIP) Yudi Latif. "Jenazah akan dibawa ke rumah duka, Jalan Plafon 1/12. RT.09, RW.03. Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulo Gadung. Jakarta Timur," tulis kabar duka itu.
Hingga berita ini ditulis, belum diketahui kapan dan dimana jenazah Mochtar akan dimakamkan. Berikut ini profil Mochtar Pabottingi sebagaimana dirangkum dari laman ensiklopedia.kemdikbud.go.id: Mochtar Pabottingi lahir di Bulukumba, Sulawesi Selatan, pada 17 Juli 1945.
Ia adalah penulis yang lebih dikenal sebagai ilmuwan peneliti dan pengamat politik Indonesia. Mochtar Pabottingi menamatkan pendidikan di SMEA Negeri 1 Makassar tahun 1963. Mochtar Pabottingi kemudian melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Sosial Politik, Universitas Hasanuddin.
Setahun kemudian, Mochtar Pabottingi pindah ke Fakultas Sastra, jurusan Sastra Inggris di Universitas yang sama hingga tingkat sarjana muda tahun 1968. Pada 1969, Mochtar Pabottingi memperolah beasiswa tiga tahun dari Caltex Pacific Indonesia (CPI) yang dipimpin oleh Julius Tahiya untuk melanjutkan studinya pada Fakultas dan Jurusan yang sama di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dan lulus tahun 1972. Pada 1980, Mochtar Pabottingi berhasil memperoleh beasiswa tingkat Master selama dua tahun di Department of Sociology, University of Massachusetts di Ammherst, Massachusetts, AS, dari Fulbright Hayes.
Tahun 1983, Mochtar kembali meraih beasiswa doktoral untuk empat tahun dari East West Center yang memungkinkannya masuk ke Political Science Department, University of Hawaii di Manoa, AS. Pada 1987 hingga 1989, Mochtar mendapat bantuan pembiayaan dari Ford Foundation atas penulisan disertasinya yang berjudul Nationalism and Egalitarianism in Indonesia, 1908 1980: Probing the Problem of Discontinuity in Indonesian Political Discourses and Practises. Mochtar Pabottingi pindah ke Jakarta pada 1974 silam.
Ia sempat bekerja selama enam bulan di kedutaan Besar Inggris sebagai press assistant. Mochtar Pabottingi lalu menjadi co editor majalah Titian yang dikelola oleh Kedutaan Besar Amerika tahun 1975. Kemudian, Mochtar diterima sebagai calon peneliti di Lembaga Kemasyarakatan dan Ekonomi Nasional, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LEKNAS LIPI) tahun 1977.
Mochtar Pabottingi kembali ke Puslitbang Politik dan Kewilayahan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPW LIPI) tahun 1989 dan diangkat sebagai Kepala Balai untuk bidang politik. Tahun 1994 2001, Mochtar ditunjuk sebagai Kepala Pusat di lembaga yang sama. Pada 22 Juni 2000, Mochtar meraih gelar Ahli Peneliti Utama (APU) dan memperoleh undangan untuk menjadi professor tamu di University of Wisconsin at Madison, AS pada Spring Semester 2001.
Tahun 2002, ia diangkat sebagai anggota Akademi Jakarta.